Senin, 17 April 2017

Analisa Dasar Hasil Usaha Bertanam Aren Satu Hektar

1 ha = 10.000 m2. 
Jarak tanam 5x6 = 30 m2=333 titik tanam.
Modal : Bibit 350 batang x Rp.10.000 = Rp.3.500.000.
Pembersihan lahan : borongan Rp.1.000.000.
Upah tanam dan sisip : 350 x Rp.3.000 = Rp.1.050.000.
Dolomit : 333 kg x Rp.600 = Rp.166.500.
Pupuk kandang : 1 ton Rp.600.000.
Angkut bibit, dolomit dan pukan ke lahan Rp.250.000.
Pupuk NPK Phonska 150 kg x 15 tahun x Rp.2.300 = Rp.5.175.000.
Pengendalian gulma 15 tahun x Rp.650.000 = Rp.9.750.000.
Pengendalian hama dan penyakit 15x 300.000 = Rp.4.500.000.
Biaya lain-lain Rp.2.000.000.
Jumlah : Rp.27.991.500.
Tanah dianggap milik sendiri.

Hasil :
Dijual buah aren Rp.25.000/tandan x 333 x 5 tandan sepohon = Rp.41.625.000.
Pembeli mengambil/memanjat sendiri
Dijual ijuk Rp.5.000/kg x 4 kg x 333 pohon = Rp.6.660.000.
Pembeli mengambil/memanjat sendiri.
Dijual gula aren dari hasil menyadap 166 batang aren setiap harinya (aren menyadapnya bergantian masa. karena tandannya keluar bergantian) = 166 kg x Rp.13.000 = Rp.2.158.000.
Upah sadap dan memasak nira plus kayu bakar = 50 persen dari hasil gula (bagi dua/cara tradisional di daerah kami), sisa Rp.1.079.000/hari.
Rp.1.79.000 x 30 hari x 12 bulan x 6 tahun (aren dalam) = Rp.2.330.640.000.
Dijual batang aren tua 333 batang x Rp.50.000 = Rp.16.650.000.
Jumlah hasil : Rp.3.261.735.000 (terbilang tiga miliar dua ratus enam puluh satu juta tujuh ratus tiga puluh lima ribu rupiah).
Hasil bersih selama 15 tahun Rp.2.347.290.000 – Rp.27.991.500 = Rp.2.319.298.500.
Hasil bersih perhari sejak mulai menanam hingga peremajaan = Rp. 2.319.298.500. : 15 tahun : 12 bulan : 30 hari = Rp.429.500
(dibulatkan).

Catatan :
Penanaman dilakukan secara monokultur.
Sebatang aren menghasilkan 7-8 liter nira = 1 kg gula/hari sadap.
Harga gula aren dihitung dengan harga terendah, yakni hanya rp.13.000/kg. 
Perhitungan di atas adalah perhitungan dasar, bukan merupakan patokan. 
Pengembangan selanjutnya tentu akan dibutuhkan. 
Analisa dasar ini bukanlah kebenaran absolut, namun dapat dijadikan referensi dalam usaha perhitungan budidaya aren.



Sabtu, 08 April 2017

Aren Dari A Sampai Z Dalam Foto




Biji aren untuk bibit




Profil kecambah aren 

Kecambah aren

Kecambah aren ditanam dalam polibag

Bibit aren umur 4 bulan

Bibit aren umur 8 bulan (sudah bisa ditanam)

Bibit aren siap kirim jarak dekat via darat

Bibit aren diangkut dengan mobil pribadi pembeli

Bibit aren untuk dikirim jarak jauh via udara

Bibit aren umur setahun

Bertanam aren di Baserah, Riau


Bertanam aren dengan peneduh sementara berupa rerumputan kering

Tanaman aren penulis di Petatal  umur 3 bulan setelah tanam

Tanaman aren umur setahun dengan pelindung lanjutan berupa tanaman singkong gajah

Tanaman aren umur setahun setengah


Aplikasi pukan setiap 6 bulan sekali. Makin banyak makin baik.

Tumpangsari dengan lada perdu


Tumpangsari dengan lada panjat

Pohon aren remaja di Bali

                                                                Pohon aren di Pedawa

Tanaman aren Pak Nasrullah S di Sumut

Tanaman aren Pak Lubis di Kotanopan, Sumut

                                                             Penyadap aren di pulau Jawa

Penyadap aren di Sumut

Memasak Nira Aren Menjadi Gula

Mencetak gula aren

Gula aren gelondongan


                                                                           Gula Semut Aren

                                                                Kolang Kaling Aren

                                                                   Produk Ijuk Aren

                                                                 Tepung sagu aren

Alkohol farmasi aren

                                                                        Ethanol biofuel Aren

Methanol industri aren

Para pendekar aren Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Aren Indonesia pusat. 
Dari kiri : Bapak Dian Kusumanto, Muhammad Isnaini (penulis)
Bapak Johan Bukit dan Bapak Andi Lukman. 



Kamis, 06 April 2017

Aren Itu Banci !

                                Bibit aren yang dikembangkan oleh penulis

Sebagaimana umumnya tumbuhan palma (kecuali kurma), maka aren (arenga pinnata-Merr) juga termasuk tumbuhan berumah satu, atau monoecious atau hermaprodit alias banci.

Jadi, tidak ada istilah aren jantan atau aren betina, seperti beberapa tumbuhan lainnya. Namun,  aren termasuk jenis tumbuhan yang bersifat hermaprodit protogini, dimana putik keluar duluan, sehingga tidak ada kemungkinan terjadinya penyerbukan sendiri. Biji aren sendiri bersifat apogami, lembaganya bisa tumbuh berkembang tanpa melalui proses penyerbukan. Meski demikian, untuk perbanyakan bahan tanam, sebaiknya dipilihkan dari biji yang berasal dari induk yang tumbuh bersama banyak pepohonan aren lainnya, sehingga besar kemungkinan terjadi penyerbukan.  Beberapa literatur menyebutkan bahwa pada kebanyakan biji pohon, yang diserbuki akan tumbuh lebih baik dari pada yang apogami. Namun hal ini tidak berlaku pada manggis, misalnya. Manggis dapat tumbuh sangat baik meski bijinya bersifat apogami. Karena bijinya tumbuh secara apogami, semua biji manggis itu jika berhasil ditumbuhkan hingga dewasa, akan menghasilkan buah. Semua manggis adalah betina, tidak ada yang jantan, kecuali terjadi kelainan genetika. 
Aren mula-mula tumbuh vegetatif, yakni tumbuh akar, batang dan daun.
Setelah ia merasa dirinya cukup dewasa, sekitar umur 7 tahun, maka aren akan mulai tumbuh generatif. Keluarlah tandan betina, berisi buah, yang biasa dibikin kolang-kaling. Keluarnya tandan betina itu dari celah pelepah paling atas. Lalu keluar tandan betina kedua, dari celah pelepah paling atas kedua. Begitulah seterusnya, makin lama makin ke bawah. Jumlah tandan buah betina ini antara 3 sd 7 tandan dan tenggat waktu keluarnya cukup rapat.
Sejak keluarnya tandan betina pertama, aren berhenti total tumbuh vegetatif. Artinya, aren tidak bertambah tinggi lagi, juga tidak keluar daun baru lagi. Karenanya, jangan sembarangan memotong pelepah daun aren. Minimal 12 pelepah harus tersisa dalam satu pohon. 
Setelah habis tandan betina, lalu keluarlah tandan jantan. Isinya adalah bunga, sebesar buah melinjo yang besar. Warnanya ada yang hijau ungu, kuning, atau ada juga yang warnanya  merah kehitaman. Jika pecah akan mengeluarkan serbuk sari yang sangat banyak, berwarna kuning kunyit.
Tandan jantan inilah yang biasa disadap orang untuk diambil niranya. Nira aren lalu diolah menjadi gula aren, gula semut, gula meja cair, minuman segar dingin (jus nira), alkohol, ethanol atau pun methanol.
Membudidayakan aren nyaris tidak mengenal istilah gagal, karena hampir setiap pohon aren pada waktunya akan mengeluarkan tandan betina dan tandan jantan. Memang terkadang ada juga pohon aren yang tidak mengeluarkan nira, tetapi itu jumlahnya tidak signifikan.

Dalam sedikit kasus, ditemukan pohon aren yang hanya menghasilkan tandan jantan, sehingga semua tandannya dapat disadap. Aren yang model begini di sebagian daerah dinamakan aren kelapa. Hal ini terjadi akibat kelainan genetika.Biasanya sifat gen jantan menjadi dominan sedangkan sifat gen betina menjadi resesif. Bila bisa dikembangkan secara kultur jaringan, maka aren kelapa atau aren wuk wuk ini adalah calon sumber eksplan yang baik. Namun aren kelapa ini memiliki kekurangan juga, yakni biasanya kadar gula niranya lebih rendah dari pada aren yang normal.




Aren Bukanlah Tanaman Hutan !

Kebun aren milik Bapak Nasrullah

Beberapa orang berpendapat bahwa aren (enau) adalah tanaman hutan, hingga tak mesti dirawat dengan baik ketika dibudidayakan. Cukup dibiarkan saja, maka pada saatnya ia akan memberikan hasil sesuai harapan petaninya. 

Bahkan yang lebih ekstrim lagi, ada yang berpendapat bahwa aren tidak boleh dipupuk dan dibersihkan gulmanya. Mereka mengatakan bahwa bila tanaman aren dipupuk, maka akan menyebabkan tanaman menjadi tidak bisa menghasilkan air nira, bila dibersihkan gulmanya, maka air niranya akan sedikit.

Pendapat seperti itu jelas salah. Betapapun, aren adalah tumbuhan yang membutuhkan asupan unsur hara yang cukup agar ia tumbuh dengan baik dan cepat berproduksi. Ketika mula ditanam, jarak tanam harus diatur,  lubang tanam ukurannya harus  cukup, lembah tangkapan air disiapkan, peneduh dibuat, pemupukan rutin, pengendalian gulma, pemberantasan hama dan penyakit, bahkan bila perlu dilakukan penyiraman. 

Tanaman jenis apapun tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, bila ditanam namun tidak dirawat dengan baik. Tanaman yang dibiarkan, mungkin tetap akan memberikan hasil, namun tidak akan bisa menyamai hasil dari tanaman yang ditanam dan dirawat sesuai standart perawatan sesuai jenis tanaman itu. 

Karena itu, bila dibudidayakan aren, maka tanamlah sesuai panduan yang ada. Rawatlah dengan baik. Maka kebun aren Anda akan memberikan hasil yang melimpah.  Hal ini sudah dibuktikan oleh para pekebun aren di Nusantara, juga di Malaysia. Mereka merawat kebun arennya sama seperti pekebun lain merawat tanaman sawit, karet, pala, durian, mangga, dan lain-lain.

Jangan lupa untuk saling berbagi rejeki jika Anda sudah makmur. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia yang lain. Ada banyak janda penanggung anak yatim yang sebaiknya Anda nafkahi kebutuhan zahir, bathin dan kebutuhan biologisnya. Tentu dengan dihalalkan terlebih dahulu. Berbagi itu indah. 
Kuncinya, ikhlas.
Dan berani. 

Mari. 





Cara Membuat Pengawet Nira Alami

Salam tani Indonesia! 

Air nira aren sadapan yang ditampung di pohonnya, harus diberi campuran pengawet. Jika tidak, maka air nira akan berubah menjadi basi dan berasa asam. Hal ini terjadi karena penguraian molekul glukosa oleh mikroba. Mikroba ini biasanya berupa bakteri.

Untuk mencegah berubahnya kualitas nira sampai nira dimasak, maka harus dibuatkan pengawet. Cara kerja pengawet adalah membuat suasana medium menjadi lebih basa (lawan asam), sehingga mikroba mejadi lambat berkembang.

Nira yang sudah masam, dengan ph kurang dari 6,0 sudah kurang baik dijadikan gula aren, apalagi gula semut.

Sebenarnya, pengawet makanan yang banyak dijual di pasaran, semisal asam benzoat konsentrasi 0,1 sd. 0,2%, dapat dipergunakan dan ini memenuhi standar kesehatan. Namun, untuk lebih hematnya, kami akan uraikan car membuat sendiri pengawet nira dari bahan alami yang mudah di dapat dan murah harganya.

1.Cincang kasar 2 kg kayu nangka, kayu cempedak, kayu manggis atau kayu mangga yang masih segar. Kulit kayunya diikutkan. Masukkan ke dalam wadah.  Larutkan 1 kg kapur sirih atau kapur tohor dengan 2 liter air panas baru mendidih. Tuangkan ke dalam wadah berisi cincangan kayu tadi. Tutup wadah secara biasa saja. Simpan di tempat teduh selama 3 hari. Aduk setiap hari sekali.

2. Aduk lalu tuangkan airnya 250 cc ke dalam penampung nira yang akan dipakai untuk menampung tetesan nira di pohon aren. Ini cukup untuk mengawetkan nira aren yang diperkirakan akan menetes sebanyak 10 liter. Jika perlu, boleh ditambah sesuai perkiraan banyaknya nira.

3.Jika air dalam wadah sudah habis, maka bisa ditambahkan kembali larutan kapur tohor dan disimpan lagi 3 hari. Setelah itu habis, maka cincangan kayu harus diganti.

4.Air rendaman cincangan kayu akan berwarna kuning kecoklatan. Ini memang begitu.


5.Selamat bekerja dan terima kasih sayang.  



Rabu, 05 April 2017

CARA MENYADAP AREN DAN MEMASAK NIRA MEMBUAT GULA AREN

Hari ini aku akan mewariskan dua hal penting untukmu. Copas tulisanku ini lalu simpan baik-baik.
Mungkin akan berguna di masa depan. Bila aku telah tiada, ajarkanlah ilmu ini kepada anak cucumu, juga orang sekitarmu, semoga menjadi berkah.

Dua hal itu ialah :
1. Cara Menyadap Aren yang Baik dan Benar.
Mula-mula buatlah tangga yang baik. Bisa dari bambu, lebih baik kalau dari besi. Kemudian buatlah tapak kerja yang aman dan nyaman.
Janganlah bekerja dengan tapak kerja seadanya, hingga dirimu akan bekerja di atas sana mirip seperti monyet yang bergelantungan.
Kita manusia, bukan monyet. Kita butuh tempat kerja yang aman dan nyaman, agar hasil kerja kita baik. Tapak kerja yang tidak aman akan membahayakan nyawa.
Tapak kerja yang tidak nyaman akan membuat kita cepat lelah, hingga proses kerja tidak maksimal.
Akibatnya hasil kerja juga tidak akan baik dan memuaskan.
Tapak kerja dimaksud adalah untuk proses pembukaan tandan aren.
Untuk penyadapan sudah tidak dibutuhkan lagi, karena proses penyadapan itu lamanya hanya sekitar 6 menit, dan proses kerjanya mudah saja.
Gambar teknis tapak kerja bisa seperti ini.



Atau paling tidak, kenakanlah safety belt, untuk menjaga jika sewaktu-waktu kakimu tergelincir.
Safety belt tidak harus beli yang mahal, bikin sendiri juga bisa.
Yang penting harus mampu menahan berat tubuh tiga kali lipat dan tidak menjerat badan bila kita terjatuh. Lebih baik jika safety belt itu dengan sabuk penahan pinggul dan punggung.
Ciri tandan aren yang sudah bisa mulai dibuka adalah apabila tangkai sari dan serbuk sari yang ada di dalam bunga jantan yang masih kuncup sudah tidak berair lagi jika dibuka dan diremas dengan jari.
Ingat pesan saya baik-baik, jangan membuka tandan yang belum waktunya dibuka.
Mula-mula bersihkan/buang pelepah yang menutupi tandan. Biasanya penyadap mengunakan kapak potong. Jangan membuang pelepah yang tidak akan dibuka tandannya.
Membuang pelepah sembarangan berakibat pada menurunnya hasil nira sadapan. Bagi pemula, upih/selubung yang membalut tandan jangan dibuang.
Nanti saja dibuang sedikit demi sedikit saat akan menyadap. Ikatlah tandan di batas antara lengan bersihnya dengan lengan bermayangnya.
Tautkan dengan cukup tegang ke batang aren sebelah atas. Tali ini untuk mencegah agar tandan tidak patah terkulai saat proses pembukaan tandan. 

Tali bisa dari ijuk, bisa juga dari tali tambang nylon.
Ayunlah tandan ke arah kiri dan kanan pohon sebanyak 50 kali ayunan. Satu ayunan dihitung saat posisi tandan kembali ke posisi semula.
Simpang ayun jauhnya sekitar 25-30 cm diukur di batas antara lengan bersih dengan lengan bermayang. Lalu pukullah tandan dengan kayu pemukul sebanyak 200 kali.
Kekuatan pukulan harus diagak-agak, jangan sampai tandan memar. Mula-mula pukul bagian bawah tandan, lalu gerakan pukulan melingkar ke arah atas.
Sampai di puncak tandan bersih, ulangi dari bawah lagi, jangan memukul dengan arah pukulan bergerak dari atas ke bawah.
Setelah itu ayun lagi sebanyak 50 ayunan. Terakhir, pukullah batang pohon aren tepat di bawah pangkal tandan sebanyak 10 kali dengan kuat, seperti memukul kentongan.
Awas, tandan jangan sampai kena. Lakukan setiap 4 hari sampai lebih dari 50 butir bunga jantan tandan aren gugur.
Biasanya pemukulan dan pengayunan dilakukan 5-6 kali periode. Atau dalam masa 20-24 hari.
Potonglah tandan aren tepat di antara batas lengan bersih pada pagi hari. Gunakan pisau sadap yang benar-benar tajam dan bersih.
Biarkan airnya menetes jatuh ke perakaran pohon aren. Sorenya lihat. Jika air berhenti menetes, sadaplah setebal 1 mm merata di bidang sadap.
Biarkan airnya jatuh. Air nira yang jatuh dan dirasakan oleh akar pohonnya akan merangsang pohon untuk memproduksi nira lebih banyak lagi.
Tampunglah air nira pada sadapan yang ke dua. Masukkan pengawet nira alami. Cara membuat dan dosisnya sudah saya tulis di blog ini juga. 
Cara mengalirkan air nira ke wadah penampung :
tutup bidang sadap dengan plastik. Ikat melingkar dengan tali plastik atau karet dari ban dalam bekas.
Sayat plastik sedikit di bagian bawah bidang sadap. Bagian plastik yang menuju lubang wadah penampung dipanjangkan sedikit agar air nira dapat mengalir mengikuti arah juntai plastik.
Namun harus diingat, perkirakan nanti permukaan air di wadah tidak akan sampai menyentuh ujung plastik. Ganti plastik penyalur nira dengan yang baru setiap menyadap. 

Tips dan trik :
1.Pisau sadap harus terbuat dari logam bermutu bagus dan benar-benar tajam.
Kalau bisa setajam pisau cukur. Jika pisau tidak tajam lalu potongan terlihat berserat, biasanya air nira akan sedikit karena ujung pembuluh yang pecah akan mudah tersumbat.
Pisau sadap harus ada 3 buah. Ini untuk efisiensi waktu saat mengasahnya. Juga untuk persediaan jika tak ada waktu untuk mengasah pisau.
Pisau sadap dilarang keras dipakai untuk keperluan lain. Jika mau menempah pembuatan pisau sadap pada pandai besi, bawakan bahan mentahnya berupa potongan per mobil.
Sejengkal per mobil cukup untuk membuat 2 bilah pisau sadap.
2.Plastik penutup bidang sadap dan tali pengikat harus baru lagi bersih.
Bisa pakai plastik kresek bermutu baik atau plastik bening. Ingat, kebersihan adalah kunci sukses penyadapan aren dan pembuatan gula aren.
Jangan lupa pasangkan penutup sadapan dan wadahnya, agar air hujan tidak masuk.
Sebagian penyadap menutup seluruh wadah dan tangkai sadap dengan goni plastik bekas pupuk dua lapis.
Dengan begitu, selain air hujan tidak masuk, serangga juga akan terhalang dari masuk dan mengotori nira.
Nira yang kotor akan menurunkan kualitas gula aren. Jika air nira bercampur dengan tawon, kupu-kupu, rengit, semut, dan serangga lainnya, jangan harap gula aren Anda akan menjadi kualitas satu.
3.Wadah penampung nira sebelumnya harus dicuci dengan sedikit air panas dan sabun cair semisal Mama Lemon atau Sunlight.
Wadah lalu ditunggingkan di atas para-para yang dibawahnya adalah wajan memasak gula.
Asap dan hawa panas akan mematikan bibit jamur dan bakteri yang mungkin masih tersisa.
4.jangan terlalu percaya kepada hal-hal mistis.
Mintalah keselamatan dan rejeki hanya dari Dia Yang Maha Menjadikan Semesta Alam.
5.Janganlah berharap ada penyadap senior yang mau Anda pekerjakan.
Para penyadap itu sudah terbiasa berpenghasilan besar, gaji 6-8 juta rupiah sebulan sudah biasa buat mereka.
Jadikan diri Anda penyadap awal, lalu ajarilah pekerja lain untuk menjadi penyadap baru.
6. Jika tandan sadap terlihat diserang jamur, maka bersihkan setiap hari dengan kain yang dibasahi dengan larutan air dan deterjen. Konsentrasi larutan 5 gram per 200 ml air. 
.
Jika ada kesulitan, hubungi via chat wa Bang Pilot di nomor wa 0813 7000 8997, setiap hari dari jam 20.00 WIB sd jam 23.00 WIB. Gratis.
Dilarang konsultasi di luar jam itu kecuali buat cewek manis/janda cakep.
6.Kami mengadakan pelatihan bagi calon penyadap aren. Lama masa pelatihan 7 sd 10 hari tergantung banyaknya peserta.
Biaya pelatihan seikhlas hati. Waktu pelatihan kami yang menentukan. Materi pelatihan 50% teori dan 50% praktek lapangan. Ada pun pelatihan intensif dengan sistim TOT, maka akan makan waktu selama 2 bulan.
Gratis biaya latihan, konsumsi, loundry, transportasi di lapangan dan penginapan buat cewek manis/janda cakep yang masih singel.
7.Cara membuat pengawet nira selama dalam wadah penampungnya di atas pohon, sudah kami tuliskan beberapa kali.

Warisanku yang Kedua.

Cara memasak nira aren hingga menjadi gula aren berkualitas baik.
Nira yang didapat dituang ke wajan sambil disaring.
Jika kebersihan selama penyadapan dijaga, maka biasanya tidak akan ada nira yang gagal.
Nira gagal akan menyebabkan gula tidak mau mengeras sesudah dicetak. Atau akan mencair kembali setelah disimpan beberapa lama.
Ciri nira yang gagal adalah rasanya dan baunya mulai masam, ph di bawah 6,2 dan jika dituangkan akan mengeluarkan buih yang halus menggumpal, seperti buih pada tuak. Atau seperti buih sabun. Nira yang seperti ini jangan dicampurkan dengan nira yang baik.
Karena itu, jika Anda tak yakin dengan kualitas nira, tuanglah dulu ke satu wadah, lalu lihatlah apakah berbuih halus atau tidak.
Jika berbuih kasar/besar-besar, maka itu tiada mengapa.
Jika ada nira yang berubah warna, berbau aneh, atau yang mengental sendiri, maka sebaiknya buang saja.
Jika nira cepat basi, itu karena kurang bersih atau pengawet kurang baik/kurang banyak. Jika gula masam itu juga karena nira kurang bersih. Bisa juga karena pati terlarut kadarnya terlalu banyak. Cara mengatasinya sudah kami tuliskan. 
Masaklah nira dengan api yang relatif konstan. Jaga api jika memasak dengan kayu bakar.
Jika sudah mulai mendidih, buang buihnya menggunakan tapisan. Lalu masukkan tiga sendok minyak kelapa, atau segengam kelapa tua parut, atau tiga butir biji kemiri yang sudah dihaluskan. Ini untuk satu wajan nira kapasitas 30 liter.
Jangan campur gula aren dengan gula pasir, molase, tepung jagung, tepung tapioka atau bahan lainnya, kecuali Anda memang mau jadi tukang oplos. Dan itu urusan anda. 
Jaga api dengan baik. Sekali mendidih, nira harus tetap mendidih sampai siap cetak.
Lama waktu memasak nira tergantung banyaknya nira dalam wajan dan besarnya api. Biasanya antara 3-5 jam. Api yang tidak konstan, terutama di awal, akan menyebabkan gula tidak mau keras.
Jika nira sedikit, panasi dulu sampai mendidih 10 menit, matikan api, lalu tutup wajan dengan penutup yang lolos udara.
Tambahkan nira hasil sadap selanjutnya. Panaskan hingga mendidih 10 menit. Begitu selanjutnya hingga dirasa jumlah nira sudah cukup untuk dijadikan gula.
Pemasakan yang model begini akan mengumpulkan gula, tetapi gula yang didapat biasanya kurang cantik dan hanya akan bertahan satu bulan.
Untuk menghemat bahan bakar dan mempercepat pemasakan, dapat digunakan tungku rocket stove.
Tungku rokcet stove yang terbaik adalah yang apinya diarahkan hingga memanasi bagian bawah dan juga samping wajan.






Jika nira cukup banyak, bisa pakai tungku tiga serangkai. Jika nira lebih banyak lagi, bisa pakai alat filter semi permiabel yang mampu memisahkan larutan gula dari  40%-50% airnya. 
Dengan alat ini, akan ada penghematan bahan bakar hingga hanya setengahnya`, karena nira sudah dipisahkan dari air murni hingga menjadi sirup kental. Sistim nano filtrasi ini masih dikembangkan oleh beberapa pakar di IPB.
.
Tanda nira sudah siap cetak : ambil setengah sendok nira, tuangkan ke dalam semangkuk air dingin.
Jika nira langsung membeku, dalam waktu 10 detik, maka berarti sudah siap naik cetakan. Jika belum, maka lanjutkan memasak. Uji kembali.
Gula yang sudah dicetak dapat dilepas dari cetakannya, dari batok atau bambu, sekitar 2 jam kemudian.
Susun gula satu lapis di tampah/talam atau wadah lainnya.
Biarkan satu malam.
Bungkus gula dengan plastik bening kedap udara. Ikat dengan baik.
Menggunakan pembungkus dari daun pisang atau daun jati hanya untuk gula yang akan segera dikonsumsi.
Demikianlah dua warisanku, semoga bermanfaat. Silahkan ditambahkan jika ada yang dirasa ada yang masih kurang. Silahkan dikoreksi jika dianggap kurang tepat. 
Akhirul kalam, kudoakan semoga Anda  semua sukses dan bahagia. Cepat berjodoh bagi yang jomblo dan cepat kaya raya bagi yang sudah berpasangan. Jangan lupa perbanyak berbuat baik. Bersedekah kepada anak yatim. Kalau bisa sekalian selamatkan ibunya. Yang penting, akur. 
.
Wasalam. 




SANGAT PENTING : JAGA JARAK TANAM !

Dalam dunia pertanian, jarak tanam yang optimal itu sangatlah penting. Karena, jika kita menanam terlalu rapat, maka tanaman akan menderita,...