Hari ini aku akan mewariskan dua hal penting untukmu. Copas tulisanku ini
lalu simpan baik-baik.
Mungkin akan berguna di masa depan. Bila aku telah tiada, ajarkanlah ilmu
ini kepada anak cucumu, juga orang sekitarmu, semoga menjadi berkah.
Dua hal itu ialah :
1. Cara Menyadap Aren yang Baik dan Benar.
1. Cara Menyadap Aren yang Baik dan Benar.
Mula-mula buatlah tangga yang baik. Bisa dari bambu, lebih baik kalau dari
besi. Kemudian buatlah tapak kerja yang aman dan nyaman.
Janganlah bekerja dengan tapak kerja seadanya, hingga dirimu akan bekerja
di atas sana mirip seperti monyet yang bergelantungan.
Kita manusia, bukan monyet. Kita butuh tempat kerja yang aman dan nyaman,
agar hasil kerja kita baik. Tapak kerja yang tidak aman akan membahayakan
nyawa.
Tapak kerja yang tidak nyaman akan membuat kita cepat lelah, hingga proses
kerja tidak maksimal.
Akibatnya hasil kerja juga tidak akan baik dan memuaskan.
Akibatnya hasil kerja juga tidak akan baik dan memuaskan.
Tapak kerja dimaksud adalah untuk proses pembukaan tandan aren.
Untuk penyadapan sudah tidak dibutuhkan lagi, karena proses penyadapan itu lamanya hanya sekitar 6 menit, dan proses kerjanya mudah saja.
Untuk penyadapan sudah tidak dibutuhkan lagi, karena proses penyadapan itu lamanya hanya sekitar 6 menit, dan proses kerjanya mudah saja.
Gambar teknis tapak kerja bisa seperti ini.
Atau paling tidak, kenakanlah safety belt, untuk menjaga jika sewaktu-waktu
kakimu tergelincir.
Safety belt tidak harus beli yang mahal, bikin sendiri juga bisa.
Safety belt tidak harus beli yang mahal, bikin sendiri juga bisa.
Yang penting harus mampu menahan berat tubuh tiga kali lipat dan tidak
menjerat badan bila kita terjatuh. Lebih baik jika safety belt itu dengan sabuk
penahan pinggul dan punggung.
Ciri tandan aren yang sudah bisa mulai dibuka adalah apabila tangkai sari
dan serbuk sari yang ada di dalam bunga jantan yang masih kuncup sudah tidak
berair lagi jika dibuka dan diremas dengan jari.
Ingat pesan saya baik-baik, jangan membuka tandan yang belum waktunya
dibuka.
Mula-mula bersihkan/buang pelepah yang menutupi tandan. Biasanya penyadap
mengunakan kapak potong. Jangan membuang pelepah yang tidak akan dibuka tandannya.
Membuang pelepah sembarangan berakibat pada menurunnya hasil nira sadapan.
Bagi pemula, upih/selubung yang membalut tandan jangan dibuang.
Nanti saja dibuang sedikit demi sedikit saat akan menyadap. Ikatlah tandan
di batas antara lengan bersihnya dengan lengan bermayangnya.
Tautkan dengan cukup tegang ke batang aren sebelah atas. Tali ini untuk
mencegah agar tandan tidak patah terkulai saat proses pembukaan tandan.
Tali
bisa dari ijuk, bisa juga dari tali tambang nylon.
Ayunlah tandan ke arah kiri dan kanan pohon sebanyak 50 kali ayunan. Satu
ayunan dihitung saat posisi tandan kembali ke posisi semula.
Simpang ayun jauhnya sekitar 25-30 cm diukur di batas antara lengan bersih
dengan lengan bermayang. Lalu pukullah tandan dengan kayu pemukul sebanyak 200
kali.
Kekuatan pukulan harus diagak-agak, jangan sampai tandan memar. Mula-mula
pukul bagian bawah tandan, lalu gerakan pukulan melingkar ke arah atas.
Sampai di puncak tandan bersih, ulangi dari bawah lagi, jangan memukul
dengan arah pukulan bergerak dari atas ke bawah.
Setelah itu ayun lagi sebanyak 50 ayunan. Terakhir, pukullah batang pohon aren tepat
di bawah pangkal tandan sebanyak 10 kali dengan kuat, seperti memukul
kentongan.
Awas, tandan jangan sampai kena. Lakukan setiap 4 hari sampai lebih dari 50
butir bunga jantan tandan aren gugur.
Biasanya pemukulan dan pengayunan dilakukan 5-6 kali periode. Atau dalam
masa 20-24 hari.
Potonglah tandan aren tepat di antara batas lengan bersih pada pagi hari.
Gunakan pisau sadap yang benar-benar tajam dan bersih.
Biarkan airnya menetes jatuh ke perakaran pohon aren. Sorenya lihat. Jika
air berhenti menetes, sadaplah setebal 1 mm merata di bidang sadap.
Biarkan airnya jatuh. Air nira yang jatuh dan dirasakan oleh akar pohonnya
akan merangsang pohon untuk memproduksi nira lebih banyak lagi.
Tampunglah air nira pada sadapan yang ke dua. Masukkan pengawet nira alami. Cara membuat dan dosisnya sudah saya tulis di blog ini juga.
Cara mengalirkan air nira ke wadah penampung :
tutup bidang sadap dengan plastik. Ikat melingkar dengan tali plastik atau
karet dari ban dalam bekas.
Sayat plastik sedikit di bagian bawah bidang sadap. Bagian plastik yang
menuju lubang wadah penampung dipanjangkan sedikit agar air nira dapat mengalir
mengikuti arah juntai plastik.
Namun harus diingat, perkirakan nanti permukaan air di wadah tidak akan
sampai menyentuh ujung plastik. Ganti plastik penyalur nira dengan yang baru setiap menyadap.
Tips dan trik :
1.Pisau sadap harus terbuat dari logam bermutu bagus dan benar-benar tajam.
1.Pisau sadap harus terbuat dari logam bermutu bagus dan benar-benar tajam.
Kalau bisa setajam pisau cukur. Jika pisau tidak tajam lalu potongan
terlihat berserat, biasanya air nira akan sedikit karena ujung pembuluh yang
pecah akan mudah tersumbat.
Pisau sadap harus ada 3 buah. Ini untuk efisiensi waktu saat mengasahnya.
Juga untuk persediaan jika tak ada waktu untuk mengasah pisau.
Pisau sadap dilarang keras dipakai untuk keperluan lain. Jika mau menempah
pembuatan pisau sadap pada pandai besi, bawakan bahan mentahnya berupa potongan
per mobil.
Sejengkal per mobil cukup untuk membuat 2 bilah pisau sadap.
Sejengkal per mobil cukup untuk membuat 2 bilah pisau sadap.
2.Plastik penutup bidang sadap dan tali pengikat harus baru lagi bersih.
Bisa pakai plastik kresek bermutu baik atau plastik bening. Ingat,
kebersihan adalah kunci sukses penyadapan aren dan pembuatan gula aren.
Jangan lupa pasangkan penutup sadapan dan wadahnya, agar air hujan tidak
masuk.
Sebagian penyadap menutup seluruh wadah dan tangkai sadap dengan goni
plastik bekas pupuk dua lapis.
Dengan begitu, selain air hujan tidak masuk, serangga juga akan terhalang dari masuk dan mengotori nira.
Dengan begitu, selain air hujan tidak masuk, serangga juga akan terhalang dari masuk dan mengotori nira.
Nira yang kotor akan menurunkan kualitas gula aren. Jika air nira bercampur
dengan tawon, kupu-kupu, rengit, semut, dan serangga lainnya, jangan harap gula
aren Anda akan menjadi kualitas satu.
3.Wadah penampung nira sebelumnya harus dicuci dengan sedikit air panas dan
sabun cair semisal Mama Lemon atau Sunlight.
Wadah lalu ditunggingkan di atas para-para yang dibawahnya adalah wajan
memasak gula.
Asap dan hawa panas akan mematikan bibit jamur dan bakteri yang mungkin
masih tersisa.
4.jangan terlalu percaya kepada hal-hal mistis.
Mintalah keselamatan dan rejeki hanya dari Dia Yang Maha Menjadikan Semesta
Alam.
5.Janganlah berharap ada penyadap senior yang mau Anda pekerjakan.
Para penyadap itu sudah terbiasa berpenghasilan besar, gaji 6-8 juta rupiah
sebulan sudah biasa buat mereka.
Jadikan diri Anda penyadap awal, lalu ajarilah pekerja lain untuk menjadi
penyadap baru.
6. Jika tandan sadap terlihat diserang jamur, maka bersihkan setiap hari dengan kain yang dibasahi dengan larutan air dan deterjen. Konsentrasi larutan 5 gram per 200 ml air.
.
Jika ada kesulitan, hubungi via chat wa Bang Pilot di nomor wa 0813 7000 8997, setiap
hari dari jam 20.00 WIB sd jam 23.00 WIB. Gratis.
Dilarang konsultasi di luar jam itu kecuali buat cewek manis/janda cakep.
6.Kami mengadakan pelatihan bagi calon penyadap aren. Lama masa pelatihan 7 sd 10 hari tergantung banyaknya peserta.
Biaya pelatihan seikhlas hati. Waktu pelatihan kami yang menentukan. Materi
pelatihan 50% teori dan 50% praktek lapangan. Ada pun pelatihan intensif dengan sistim TOT, maka akan makan waktu selama 2 bulan.
Gratis biaya latihan, konsumsi, loundry, transportasi di lapangan dan
penginapan buat cewek manis/janda cakep yang masih singel.
7.Cara membuat pengawet nira selama dalam wadah penampungnya di atas pohon,
sudah kami tuliskan beberapa kali.
Warisanku yang Kedua.
Cara memasak nira aren hingga menjadi gula aren berkualitas baik.
Nira yang didapat dituang ke wajan sambil disaring.
Jika kebersihan selama penyadapan dijaga, maka biasanya tidak akan ada nira
yang gagal.
Nira gagal akan menyebabkan gula tidak mau mengeras sesudah dicetak. Atau
akan mencair kembali setelah disimpan beberapa lama.
Ciri nira yang gagal adalah rasanya dan baunya mulai masam, ph di bawah 6,2 dan jika dituangkan akan mengeluarkan buih yang
halus menggumpal, seperti buih pada tuak. Atau seperti buih sabun. Nira yang seperti ini
jangan dicampurkan dengan nira yang baik.
Karena itu, jika Anda tak yakin dengan kualitas nira, tuanglah dulu ke satu
wadah, lalu lihatlah apakah berbuih halus atau tidak.
Jika berbuih kasar/besar-besar, maka itu tiada mengapa.
Jika ada nira yang berubah warna, berbau aneh, atau yang mengental sendiri,
maka sebaiknya buang saja.
Jika nira cepat basi, itu karena kurang bersih atau pengawet kurang
baik/kurang banyak. Jika gula masam itu juga karena nira kurang bersih. Bisa juga karena pati terlarut kadarnya terlalu banyak. Cara mengatasinya sudah kami tuliskan.
Masaklah nira dengan api yang relatif konstan. Jaga api jika memasak dengan
kayu bakar.
Jika sudah mulai mendidih, buang buihnya menggunakan tapisan. Lalu masukkan tiga sendok minyak kelapa, atau
segengam kelapa tua parut, atau tiga butir biji kemiri yang sudah dihaluskan.
Ini untuk satu wajan nira kapasitas 30 liter.
Jangan campur gula aren dengan gula pasir, molase, tepung jagung, tepung
tapioka atau bahan lainnya, kecuali Anda memang mau jadi tukang oplos. Dan itu urusan anda.
Jaga api dengan baik. Sekali mendidih, nira harus tetap mendidih sampai
siap cetak.
Lama waktu memasak nira tergantung banyaknya nira dalam wajan dan besarnya
api. Biasanya antara 3-5 jam. Api yang tidak konstan, terutama di awal, akan menyebabkan gula
tidak mau keras.
Jika nira sedikit, panasi dulu sampai mendidih 10 menit, matikan api, lalu
tutup wajan dengan penutup yang lolos udara.
Tambahkan nira hasil sadap selanjutnya. Panaskan hingga mendidih 10 menit.
Begitu selanjutnya hingga dirasa jumlah nira sudah cukup untuk dijadikan gula.
Pemasakan yang model begini akan mengumpulkan gula, tetapi gula yang
didapat biasanya kurang cantik dan hanya akan bertahan satu bulan.
Untuk menghemat bahan bakar dan mempercepat pemasakan, dapat digunakan
tungku rocket stove.
Tungku rokcet stove yang terbaik adalah yang apinya diarahkan hingga
memanasi bagian bawah dan juga samping wajan.
Jika nira cukup banyak, bisa pakai tungku tiga serangkai. Jika nira lebih
banyak lagi, bisa pakai alat filter semi permiabel yang mampu memisahkan
larutan gula dari 40%-50% airnya.
Dengan alat ini, akan ada penghematan bahan bakar hingga hanya
setengahnya`, karena nira sudah dipisahkan dari air murni hingga menjadi sirup
kental. Sistim nano filtrasi ini masih dikembangkan oleh beberapa pakar di IPB.
.
.
Tanda nira sudah siap cetak : ambil setengah sendok nira, tuangkan ke dalam
semangkuk air dingin.
Jika nira langsung membeku, dalam waktu 10 detik, maka berarti sudah siap
naik cetakan. Jika belum, maka lanjutkan memasak. Uji kembali.
Gula yang sudah dicetak dapat dilepas dari cetakannya, dari batok atau
bambu, sekitar 2 jam kemudian.
Susun gula satu lapis di tampah/talam atau wadah lainnya.
Biarkan satu malam.
Bungkus gula dengan plastik bening kedap udara. Ikat dengan baik.
Bungkus gula dengan plastik bening kedap udara. Ikat dengan baik.
Menggunakan pembungkus dari daun pisang atau daun jati hanya untuk gula
yang akan segera dikonsumsi.
Demikianlah dua warisanku, semoga bermanfaat. Silahkan ditambahkan jika ada yang dirasa ada yang masih kurang. Silahkan dikoreksi jika dianggap kurang tepat.
Akhirul kalam, kudoakan semoga Anda semua sukses dan bahagia. Cepat berjodoh bagi yang jomblo dan cepat kaya raya bagi yang sudah berpasangan. Jangan lupa perbanyak berbuat baik. Bersedekah kepada anak yatim. Kalau bisa sekalian selamatkan ibunya. Yang penting, akur.
.
Wasalam.
sini, para janda.. dapat warisan gratis dari bg pilot.. :)
BalasHapusHehehe....
HapusTerimakasih bang pilot..Terimakasih telah berbagi ilmunya..semoga Allah membalas semua kebaikan anda..aamiin..ya tobbal alaamiin
BalasHapusMantul guru.
BalasHapus