Dalam dunia pertanian, jarak
tanam yang optimal itu sangatlah penting. Karena, jika kita menanam terlalu rapat, maka
tanaman akan menderita, mengalami etiolasi, tumbuh kurus tinggi karena berebut
sinar matahari. Juga berebut unsur hara. Sedangkan jika terlalu jarang, maka
sebagian tanahnya jadi tak bermanfaat, rumput cepat tumbuh dan lahan yang harus
dijaga menjadi lebih luas dari seharusnya.
Bertani itu harus sabar
dan cerdik. Jangan serakah. Jangan ada tanah sebidang, semua jenis tanaman
mau ditanam di situ. Tak pakai jarak tanam. Alhasil, yang mana pun tak ada yang
menjadi.
Bisa saja sebidang kecil lahan
ditanam serba sedikit berbagai jenis tanaman. Tapi perhatikan jarak tanamnya.
Dan itu cuma untuk konsumsi sendiri. Lebihnya disedekahkan. Untuk bekal di
akhirat nanti. Biar gak teralu lama disiksa dan dipijak-pijak sama malaikat.
Jangan pula punya lahan yang
luas, tapi hanya menanam satu jenis tanaman. Saat harga jual produknya anjlok, tak
ada harapan lain, gawatlah kita. Sementara itu, urusan perut, sekolah anak,
angsuran ini itu, tak ada cerita bisa ditunda. Terakhir, lahan pun terpaksa dijual.
Petani pun kemudian jadi buruh. Jadi kuli. Jadi babu. Sengsara. Melarat
hidupnya. Karena salah bertanam. Tak pakai ilmu. Dan malas belajar.
JANGAN TARUH SEMUA TELURMU DALAM
SATU KERANJANG. Itu pepatah lama yang sangat benar. Kecuali dirimu orang kaya
berat. Atau perusahaan besar. Maka tak ada masalah.
Bagus jika bertanam dengan sistim tumpang sari. Tanaman bulanan menumpang jarak pada tanaman tahunan sebelum tanaman tahunan itu membesar. Dengan demikian, pemanfaatan lahan menjadi lebih maksimal. Hasil yang diperoleh juga beragam dan makin banyak.
Jangan menanam dengan pola tumpang sela. Tanaman berbagai jenis dalam satu lahan yang sama. Tiap tanaman diberikan jaraknya
masing-masing, tapi menanamnya dicampur. Misalnya menanam durian di antara
tanaman kelapa. Rugi itu. Karena tiap tanaman, pola perawatannya berbeda, masa
panennya berbeda, penjagaan keamanannya juga berbeda. Lebih baik tiap tanaman tahunan
ditanam di lahannya masing-masing.
Berikut saya berikan tabel jarak tanam yang baik dari beberapa jenis tanaman.
NB. jarak tanam ini untuk tanaman yang berasal dari bibit unggul, bukan asal biji asalan. Untuk durian, jarak yg lebih baik adalah 10x10 mtr.
Berikut gambar pola tanam segi tiga sama sisi :
Perhatikan pula penomoran jenis-jenis tanaman di atas. Urutan itu juga sesuai dengan jenis tanaman yang saya rekomendasikan untuk ditanam. Artinya, aren dan pinang adalah yang paling saya rekomendasikan, sedangkan sawit dan karet adalah yang paling kurang direkomendasikan. Pertimbangannya ada banyak. Mulai dari jumlah populasi tertanam di dunia, potensi ekonominya, kemudahan pasar komoditinya, sampai kepada ancaman hama dan penyakit yang ada pada tanaman itu.
Menjual tbs sawit saat ini memang
relatif mudah, tetapi sejarah harganya selalu gonjang-ganjing, jumlah
populasinya sudah terlalu banyak hingga sangat mungkin akan over produksi, pasarnya
di Uni Eropa sudah tertutup, sementara di Amerika semakin dipersempit. Ancaman
penyakit busuk pangkal batang akibat jamur ganoderma boninense terbilang cukup
tinggi. Dan belum ada obatnya.
Sementara itu, harga komoditas karet
sudah lama anjlok dan belum ada tanda perbaikan. Prediksi saya, maaf, akan tetap suram sampai 8 tahun ke depan. Sehubungan dengan makin banyaknya ditemukan ladang minyak baru. Hingga harga minyak bumi turun. Dan harga karet sintetis juga turun. Akibatnya, harga karet alam ikut tertekan. Parah. Mending gak usah tanam dulu. Petani kecil cari aman saja. Lagi pula, yang lebih aman dan berpotensi ekonomi jauh lebih tinggi masih banyak. Dan tidak perlu dikerjakan tiap hari baru dapat hasil.
Saya hanya memberikan daftar jarak tanam untuk tanaman tahunan. Untuk tanaman bulanan, saya bukan ahlinya. Silahkan cari rekomendasi dari lapak lain.
Salam jaya petani Indonesia..!